MALE'ER TV CHANNEL

SELAMAT DATANG DI WEBSITE RESMI KAMI
MALE'ER TV CHANNELL ™Selamat Datang Di Website MALE'ER TV CHANNEL. | Mengabarkan berita ISLAMI, Cerita Islamic, Seputar produk Islamic, Dan Berita Hangat saat KINI™

Rabu, 05 Juli 2023

PADILAH MEMPERBANYAK BACAAN SHOLAWAT DI MALAM JUM'AT

Malam Jumat biasanya digunakan orang-orang untuk berlomba-lomba memperbanyak amaliyah yang sifatnya sunnah. Sebagaimana yang kita ketahui, banyak sekali amalan yang disunnahkan untuk dilakukan di malam itu, mulai dari membaca surat Yasin, Al-Kahfi, Tahlilan, bahkan membaca shalawat.

Dalil mengenai keutamaan membaca shalawat di Malam Jumat dan Hari Jumat itu sangat banyak jumlahnya. Melalui tulisan ini, penulis akan membagikan mengenai dalil-dalil yang menerangkan tentang anjuran untuk memperbanyak bacaan shalawat di malam Jumat dan pagi harinya.

Pertama adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi. Di hadits ini, Rasulullah memerintahkan umat Islam agar memperbanyak bacaan shalawat di hari Jumat dan malam Jumat.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ في يومِ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن صلّى عليّ صلاةً صلّى الله عليه عشرًا. (رواه البيهقي)


Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat dan Malam Jumat. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku (Nabi Muhammad) sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sebanyak sepuluh kali,” (HR Imam Baihaqi). 
Di hadits lain yang juga diriwayatkan oleh Imam Baihaqi, orang disebutkan bahwa orang yang banyak bershalawat akan mendapatkan kedudukan yang dekat dengan Rasulullah.


وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ ؛ فإنَّ صلاةَ أمّتي تُعرضُ عليّ في كلّ يومِ جمعةٍ ، فمن كان أكثرهم عليّ صلاةً كان أقربهم منّي منزلةً. (رواه البيهقي)


Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat. Karena sesungguhnya shalawatnya umatku itu disetorkan kepadaku setiap hari Jumat. Barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, maka dia akan mendapatkan kedudukan yang paling dekat denganku,” (HR Imam Baihaqi).

Pada riwayat lain yang juga dari Imam Baihaqi, orang yang banyak membaca shalawat di hari Jumat dan malam Jumat, Rasulullah akan menjadi saksi dan memberikan syafaat baginya di hari kiamat nanti.


وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن فعل ذلك كنتُ له شهيدًا وشفيعًا يومَ القيامةِ. (رواه البيهقي)


Artinya: “Rasulullah bersabda: Perbanyaklah kalian untuk bershalawat kepadaku di hari Jumat dan malam Jumat. Barang siapa yang melakukan hal itu, aku akan menjadi saksi baginya dan memberikan syafaat padanya di hari kiamat,” (HR Imam Baihaqi).


Faedah selanjutnya adalah mendapatkan ampunan atas kesalahannya.


وقال صلى الله عليه وسلم : أكثروا عليَّ من الصَّلاةِ يومَ الجمعةِ وليلةِ الجمعةِ ، فمَن فعل ذلك كنتُ له شهيدًا وشفيعًا يومَ القيامةِ. (أوراده ابن الجوزي في "بستان الواعظين" – ص: 383)


Artinya: “Rasulullah bersabda: Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku sebanyak seratus kali, maka kesalahan (kecil)-nya selama delapan puluh tahun akan dimaafkan” (Ibnu al-Jauzi, Bustan al-Wa’izhin: 383).


Menurut Imam Ibnu Hajar al-Haitami, bahwa menyibukkan diri untuk membaca shalawat di hari Jumat dan malam Jumat itu pahalanya lebih besar daripada menyibukkan diri untuk membaca Al-Qur’an, kecuali surat Al-Kahfi.


وقال ابن حجر في كتابه [الدر المنضود] عن بعضهم : إنّ الإشتغال بها يوم الجمعة وليلتها أعظم أجرًا من الإشتغال بتلاوة القرآن، ما عدا سورةَ [الكهف] لنصِّ الحديث على قراءتها ليلة الجمعة ويومها. (أفضل الصلوات على سيد السادات – ص: 94)


Artinya: “Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam kitabnya ‘ad-Dur al-Mandhud’ menyatakan bahwa sesungguhnya menyibukkan diri untuk membaca shalawat di hari Jumat dan malam Jumat itu memiliki pahala lebih besar daripada menyibukkan diri untuk membaca Al-Qur’an kecuali yang dibaca adalah surat Al-Kahfi, sebab adanya keterangan pada hadits untuk membaca surat Al-Kahfi pada malam Jumat dan hari Jumat” (al-Imam al-‘Allamah Yusuf bin Ismail an-Nabhani, Afdhalu as-Shalawati ‘ala sayyidi as-Sadat, halaman 94)
Share:

CERITA UWAIS AL-QARNI, PEMUDA ISTIMEWA DIMATA RASULULLAH SAW.

Di Yaman, tinggallah seorang pemuda bernama Uwais Al Qarni yang berpenyakit sopak. Karena penyakit itu tubuhnya menjadi belang-belang. Walaupun cacat tapi ia adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya, seorang perempuan wanita tua yang lumpuh. Uwais senantiasa merawat dan memenuhi semua permintaan ibunya. Hanya satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji,” pinta sang ibu.

Mendengar ucapan sang ibu, Uwais termenung. Perjalanan ke Mekkah sangatlah jauh, melewati padang tandus yang panas. Orang-orang biasanya menggunakan unta dan membawa banyak perbekalan. Lantas bagaimana hal itu dilakukan Uwais yang sangat miskin dan tidak memiliki kendaraan?

Uwais terus berpikir mencari jalan keluar. Kemudian, dibelilah seekor anak lembu, kira-kira untuk apa anak lembu itu? Tidak mungkin pergi haji naik lembu. Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi ia bolak-balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. “Uwais gila... Uwais gila..” kata orang-orang yang melihat tingkah laku Uwais. Ya, banyak orang yang menganggap aneh apa yang dilakukannya tersebut.
Tak pernah ada hari yang terlewatkan ia menggendong lembu naik-turun bukit. Makin hari anak lembu itu makin besar, dan makin besar pula tenaga yang diperlukan Uwais. Tetapi karena latihan tiap hari, anak lembu yang membesar itu tak terasa lagi.

Setelah 8 bulan berlalu, sampailah pada musim haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kilogram, begitu juga otot Uwais yang makin kuat. Ia menjadi bertenaga untuk mengangkat barang. Tahukah sekarang orang-orang, apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari? Ternyata ia sedang latihan untuk menggendong ibunya.

Uwais menggendong Ibunya berjalan kaki dari Yaman ke Makkah! Subhanallah, alangkah besar cinta Uwais pada ibunya itu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.

Uwais berjalan tegap menggendong ibunya wukuf di Ka’bah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Ka’bah, ibu dan anak itu berdoa.

“Ya Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais.

“Bagaimana dengan dosamu?” tanya sang Ibu keheranan.

Uwais menjawab, “Dengan terampuninya dosa ibu, maka ibu akan masuk surga. Cukuplah ridha dari ibu yang akan membawaku ke surga.”
Itulah keinginan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah subhanahu wata’ala pun memberikan karunia untuknya. Uwais seketika itu juga sembuh dari penyakit sopaknya. Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Tahukah kalian apa hikmah dari bulatan disisakan di tengkuknya Uwais tersebut? Ituah tanda untuk Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib, dua sahabat Rasulullah untuk mengenali Uwais.

Beliau berdua sengaja mencari di sekitar Ka’bah karena Rasulullah berpesan, “Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kalian berdua, pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman.”

“Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kamu durhaka pada ibu dan menolak kewajiban, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah, membenci padamu banyak bicara, dan banyak bertanya, demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).” (HR Bukhari dan Muslim)

Uwais Al Qarni pergi ke Madinah

Setelah menempuh perjalanan jauh, akhirnya Uwais Al Qarni sampai juga di kota Madinah. Segera ia mencari rumah Nabi Muhammad. Setelah ia menemukan rumah Nabi, diketuknya pintu rumah itu sambil mengucapkan salam, keluarlah seseorang seraya membalas salamnya. Segera saja Uwais Al Qarni menyakan Nabi yang ingin dijumpainya. Namun ternyata Nabi tidak berada di rumahnya, beliau sedang berada di medan pertempuran. Uwais Al Qarni hanya dapat bertemu dengan Siti Aisyah r.a., istri Nabi. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi, tetapi Nabi tidak dapat dijumpainya.

Dalam hati Uwais Al Qarni bergejolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi dari medan perang.
Share:

Kamis, 29 Juni 2023

ADA CERITA DI BALIK BALANG JUMRAH

Salah satu rangkaian ibadah haji adalah lempar jumrah atau lontar jamrah. Lempar kerikil ini dikaitkan sebagai simbol perlawanan umat manusia terhadap godaan setan.

Mengutip laman NU, menurut jumhur ulama, hukum melontar jumrah baik Aqabah pada tanggal 10 Dzulhijjah (hari Nahr) maupun jumrah pada 3 hari tsyriq adalah wajib. Bagi yang tidak melontar jamrah Aqabah wajib membayar dam (Said bin abdul Qadir Basyinfar, al-Mughni fi Fiqh al-Haj wa al-‘Umrah, hal. 271; Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala Mazhahib al-Arba’ah, Juz. I, hal. 665).
Adapun waktu fadhilah (utama) jumrah Aqabah setelah terbit matahari dan melontar jumrah 3 hari tasyriq setelah tergilincir matahari (bakda zawal). Sebagaimana yang dilakukan Nabi Saw. berdasarkan riwayat berikut ini;

عَنْ جَابِرٍ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْمِى اَلْجَمْرَةَ ضُحًى 
يَوْمَ النَّحْرِ وَحْدَهُ وَرَمَى بَعْدَ ذَلِكَ بَعْدَ زَوَالِ الشَّمْسِ -رواه مسلم

Artinya: Jabir berkata: Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melontar satu jumrah saja (jumrah aqabah) pada waktu dhuha hari Nahar. Dan sesudah itu hari-hari berikutnya (tanggal 11 s.d. 13 Dzulhijjah) beliau melempar (3 jumrah) setelah tergelincir matahari (H.R. Muslim).

Ada kisah mengharukan sekaligus keteguhan iman Nabi Ibrahim AS sekeluarga, di balik lempar jumrah. Ini adalah kisah Nabi Ibrahim AS yang diperintahkan Allah SWT untuk menyembelih anaknya, Ismail AS.

Nabi Ibrahim sempat bimbang. Terlebih saat setan menggoda. Akan tetapi, Nabi Ismail AS menguatkan agar apapun yang dititahkan Allah SWT segera dilaksanakan
Sejarah Lempar Jumrah
Menurut buku Rujukan Utama Haji & Umrah untuk Wanita karya Dr 'Ablah Muhammad al-Kahlawi, sejarah lempar jumrah ini bermula dari kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail.

"Sang ayah Nabi Ibrahim bermimpi diperintahkan untuk menyembelihnya sebagai sesembahan. Sebelum mimpi (wahyu) ini datang, Nabi Ibrahim telah menerima banyak sekali ujian dan cobaan, mulai dari usaha membakar diri hingga harus meninggalkan istri dan sang anak dalam keadaan di tanah yang gersang tanpa air dan tanaman sama sekali," tulis 'Ablah.

Dan sekarang, lanjut dia, Nabi Ibrahim harus dihadapi ujian yang teramat berat, yakni menyembelih putra sematawayang yang sedang beranjak dewasa.

"Setelah Ibrahim menanyakan hal mimpi (wahyu) dengan sang anak, Ismail pun tak ragu dan langsung menjawab 'Wahai Ayahku, lakukanlah perintah yang engkau terima. Atas kehendak-Nya aku akan bersabar.'" ucap 'Ablah

Nabi Ismail sadar bahwa mimpi sang ayah merupakan wahyu dari dari Allah bukan bisikian setan. Saat Nabi Ibrahim siap menjalankan perintah Allah, setan menggodanya untuk merenungkan niatnya.

"Bagaimana mungkin seorang ayah tega menyembelih anak kandungnya sendiri?"

Tetapi Nabi Ibrahim tetap pada pendiriannya, ia mengabaikan segala bisikan. Akhirnya karena tidak sabar, setan menampakkan wujud aslinya dan berdiri di hadapan Nabi Ibrahim.

"Dia melarang Nabi Ibrahim, menyarankan untuk menyurutkan langkahnya dan menumbuhkan emosi kebapakannya. Tidak ada cara lain bagi Nabi Ibrahim kecuali memgambil beberapa batu kecil dan melontarnya ke arah setan (pelemparan ini tepat berada di posisi jumrah ula sekarang)," papar 'Ablah.
Kemudian setan menampakkan wujud aslinya dihadapan Siti hajar, dia langsung melemparinya dengan batu yang berada di gengamannya (pelemparan ini tepat pada posisi jumrah wustha sekarang).

"Tetapi, setan tetap tidak patah semangat dan tidak kehabisan akal untuk mengagalkan kepatuhan ini. Sebagai upaya terakhir, dia menyerang hati Nabi Ismail yang dianggap masih rapuh. Setan menyayangkan sikap ayahnya itu," ucapnya.

Sayangnya, dia tidak tahu bahwa Nabi Ismail telah mendahulukan cintanya kepada Allah SWT. Ia telah menyerahkan jiwa dan raganya kepada Allah SWT semata.

Tidak ada pilihan lain Nabi Ismail. Ia mengambil segengam batu dan melemparkannya ke arah setan (pelemparan ini tepat berada di posisi jumrah 'aqabah sekarang).

Peristiwa agung ini patut diabadikan dalam sejarah sebagai simbol kemenangan anak manusia terhadap setan. Untuk itu, Allah SWT menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu bentuk kegiatan di dalam ibadah haji.
Tim Rembulan
Share:

Senin, 07 Maret 2022

HUKUM MENGGANTI NAMA

HUKUM MENGGANTI NAMA YANG JELEK 

PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum. Numpang tanya : Apabila orang tua memberi nama anaknya, setelah anak dewasa baru tahu nama itu dirasa kurang bagus / tepat menurut syariat bolehkah merubahnya ?? misalnya Nama Ayatul Husnah, mungikn lebih bagus / tepatnya Ayatul Husna atau Ayatul Hasanah. Matur Nuhun. [Hamba allah].
JAWABAN :

Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Jika seseorang diberi nama dengn nama-nama yang jelas-jelas diharamkan seperti : 'abdul ka'bah, dll Maka merubahnya hukumnya wajib. Lihat Hasiyyah bajuri 2/305 :

و یجب تغییر الاسم الحرام علی الاقرب لانه من ازاله المنکر و ان تردد الرحمانی فی وجوبه و ندبه

* Hukum mengganti nama adalah mubah/boleh, bahkan sunah mengganti nama yang jelek menjadi nama yang bagus :

الموسوئة فقهية الجزء الحادى عشر ص: 337
” تغيير الإسم و تحسنه” 15- يجوز تغيير الإسم عموما ويسنّ تحسينه, فقدأخرج أبو داود فى سننه عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال: (5) قال رسو ل الله صّلعم:

إنّكم تدعون يوم القيامة بأسمائكم وأسماء أبائكم فأحسنوا أسماءكم وأخرج مسلم في صحيحه عن إبن عمر رضي الله عنهم: إنّ ابنة لعمر رضي الله عنه كانت يقال لها: إلى أن قال……. وقد {غير النبي صلى الله عليه وسلم الاسم الذي يدل على التزكية إلى غيره فقد غير اسم برة إلى جويرية أو زينب}. (15)

وقال أبو داود: {وغير النبي صلى الله عليه وسلم اسم العاص وعزيز وعتلة وشيطان والحكم وغراب وحباب وشهاب فسماه: هشاما وسمى حربا: سلما وسمى المضطجع: المنبعث وأرضا تسمى عفرة سماها: خضرة وشعب الضلالة سماه: شعب الهدى وبنو الزنية سماهم: بني الرشدة وسمى بني مغوية: بني رشدة }. هذا والفقهاء لايختلفون في جواز تغيير الإسم إلى إسم أخر وفى أنّ تغيير الإسم القبيح إلى الحسن هو من الأمور المطلوبة الّتي عليها ألشرع. وأجاز الحنابلة التّسميّة بأكثر من إسم. إه

* Makruh mempunyai nama nama yang buruk tapi tidak berdosa, dan sunnah mengganti nama buruk tersebut.

(18) مغني المحتاج الجزء الرابع ص:371 المؤلف:الشيخ شمس الدين، محمد بن أحمد الخطيب الشربيني الشافعي (المتوفى: 977هـ)
وتكره الأسماء القبيحة كالشيطان والظالم والشهاب وحمار وكليب وما يتطير بنفيه عادة كنجيح وبركة (6) لخبر لا تسمين غلامك أفلح ولا نجيحا ولا يسارا ولا رباحا فإنك إذا قلت أثم هو ؟ قال لا ويسن أن تغير الأسماء القبيحة وما يتطير بنفيه (7) لخبر مسلم أنه صلى الله عليه وسلم غير إسم عاصية وقال أنت جميلة.

* Sunnah hukumnya mengganti nama yang buruk atau tidak disukai menjadi nama yang baik.

شرح النووي على مسلم الجزء السابع صحـ 261
حدثنا أبو بكر بن أبي شيبة حدثنا الحسن بن موسى حدثنا حماد بن سلمة عن عبيد الله عن نافع عن ابن عمر أن ابنة لعمر كانت يقال لها عاصية فسماها رسول الله صلى الله عليه وسلم جميلة قوله أن ابنة لعمر كان يقال لها عاصية فسماها رسول الله صلى الله عليه وسلم جميلة .

وفي الحديث الآخر ( كانت جويرية اسمها برة فحول رسول الله صلى الله عليه وسلم اسمها جويرية وكان يكره أن يقال خرج من عند برة ) وذكر في الحديثين الآخرين أن النبي صلى الله عليه وسلم غير اسم برة بنت أبي سلمة وبرة بنت جحش فسماهما زينب وزينب وقال ( لا تزكوا أنفسكم الله أعلم بأهل البر منكم ) معنى هذه الأحاديث تغيير الاسم القبيح أو المكروه إلى حسن وقد ثبت أحاديث بتغييره صلى الله عليه وسلم أسماء جماعة كثيرين من الصحابة وقد بين صلى الله عليه وسلم العلة في النوعين وما في معناهما وهي التزكية أو خوف التطير

Wallohu a'lam bis showab
Share:

Rabu, 02 Maret 2022

ADA APA DI BULAN SYA'BAN ???

AMALAN-AMALAN DI BULAN NISFU SYA'BAN
Malam nisfu Sya’ban memiliki keutamaan yang besar, ia termasuk waktu yang mustajabah dibuat berdoa. Perisitiwa-peristiwa besar terjadi di malam penuh berkah tersebut. Demikian pula dengan malam Lailatul Qadar, memiliki keistimewaan yang sangat agung. Ia adalah malam yang diharapkan oleh setiap Muslim di seluruh penjuru dunia. 

Allah memperlihatkan malam nisfu Sya’ban kepada siapa pun. Tidak ada yang dirahasiakan tentang terjadinya malam nisfu Sya’ban. Waktu dan tanggalnya sudah jelas dan tidak berubah-ubah di setiap tahunnya, yaitu malam tanggal 15 bulan Sya’ban. 

Berbeda dengan malam Lailatul Qadar. Allah sangat merahasiakan kapan malam seribu bulan tersebut terjadi. Bisa tanggal 21, 23, 25, 27 atau bahkan di sepanjang bulan Ramadlan berpotensi Lailatul Qadar, namun kapan persisnya benar-benar menjadi misteri. 

Pertanyaannya kemudian, mengapa Allah tak merahasiakan malam nisfu Sya’ban tapi merahasiakan Lailatul Qadar? Padahal, keduanya sama-sama malam yang dipenuhi limpahan rahmat.

Syekh Abdul Qadir al-Jilani menegaskan bahwa Lailatul Qadar dirahasiakan karena ia lebih dominan sisi rahmat dan ampunan di dalamnya. Barangsiapa menghidupi Lailatul Qadar, ia diberi kemuliaan dan pahala yang tidak terhingga. Oleh karena itu, Allah merahasiakannya agar umat Islam tidak mengandalkan Lailatul Qadar sebagai satu-satunya waktu untuk beribadah secara serius. Dengan dirahasiakannya Lailatul Qadar, semakin tampak siapa hamba yang betul-betul menjaga konsistensi ibadahnya dan siapa yang hanya beribadah secara musiman.

Hal ini berbeda dengan malam Nisfu Sya’ban. Meski di dalamnya dipenuhi limpahan rahmat, namun pada malam tersebut lebih dominan sisi “penentuan nasib” seorang manusia. Di malam nisfu Sya’ban, amal perbuatan manusia selama satu tahun dilaporkan di hadapan-Nya. Manusia diuji selama satu tahun, apakah ia semakin dekat dengan-Nya atau justru semakin diperbudak oleh nafsunya. Di malam tersebut Allah memberi keputusan siapa yang layak mendapat ridha-Nya dan siapa yang tertimpa azab-Nya. Di malam tersebut tampak siapa yang beruntung dan celaka. Oleh karena hal tersebut, malam nisfu Sya’ban tidak dirahasiakan oleh Allah. 
Syekh Abdul Qadir al-Jilani mengatakan:

وقيل إن الحكمة في أن الله تعالى أظهر ليلة البراءة وأخفى ليلة القدر لأن ليلة القدر ليلة الرحمة والغفران والعتق من النيران، أخفاها الله لئلا يتكلوا عليها 

“Dikatakan, hikmah Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) dan menyamarkan Lailatul Qadar adalah bahwa Lailatul Qadar merupakan malam kasih sayang, pengampunan, dan pemerdekaan dari neraka. Allah menyamarkan Lailatul Qadar agar para manusia tidak mengandalkannya.”

وأظهر ليلة البراءة لأنها ليلة الحكم والقضاء وليلة السخط والرضاء ليلة القبول والرد والوصول والصد، ليلة السعادة والشقاء والكرامة والنقاء فواحد فيها يسعد والآخر فيها يبعد، وواحد يجزى ويخزى وواحد يكرم وواحد يحرم، واحد يهجر وواحد يؤجر

“Dan Allah memperlihatkan malam pembebasan (nisfu Sya’ban) karena ia adalah malam penghakiman dan pemutusan, malam kemurkaan dan keridhaan, malam penerimaan dan penolakan, malam peyampaian dan penolakan, malam kebahagiaan dan kecelakaan, malam kemuliaan dan pembersihan. Sebagian orang beruntung, sebagian yang lain dijauhkan dari rahmat-Nya, ada yang dibalas pahala, ada pula yang dihinakan, ada yang dimuliakan, ada pula yang dicegah dari rahmat-Nya, salah seorang didiamkan, salah seorang diberi pahala.”  (Syekh Abdul Qadir al-Jilani, Ghunyah al-Thalibin, hal. 283)

Demikianlah hikmah mengapa Allah tidak merahasiakan malam nisfu Sya’ban. Semoga di malam nisfu Sya’ban kita termasuk dari hamba-hamba-Nya yang beruntung.

Share:

Selasa, 01 Maret 2022

HUKUM MAKAN SAMBIL BERBICARA

HUKUM MAKAN SAMBIL BERBICARA
PERTANYAAN :

Assalaamu alaikum wr wb. Kata orang-orang tua dulu jika makan tidak boleh sambil bicara, bagaimana hukumnya makan sambil berbicara menurut syare'at islam ? (Santriwati BOGOR)

JAWABAN :

Wa'alaikumsalam wr. wb. Boleh berbicara saat makan, namun tidak saat sedang mengunyah makanan (saat makanan ada di dalam mulut). Bahkan agar orang-orang yang sedang makan bersama merasa senang, sebenarnya dianjurkan berbicara yang baik-baik seperti memuji makanannya, bercerita tentang orang-orang shalih yang berkaitan dengan makanan dan lain-lain. Imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar menyatakan : “Bab dianjurkan berbicara ketika makan. Berkenaan dengan ini terdapat sebuah hadits yang dibawakan oleh Jabir radhiyallahu ‘anhu sebagaimana yang telah kami kemukakan dalam sub “Bab memuji makanan”. Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab al-Ihya mengatakan bahwa termasuk etika makan ialah membicarakan hal-hal yang baik sambil makan, membicarakan kisah orang-orang yang shalih dalam makanan dan lainnya”. Wallahu a'lam. 

Referensi :
- kitab al-Adzkar Nawawi :

بابُ استحباب الكَلامِ على الطَّعام. فيه حديث جابر الذي قدَّمناه في ” باب مدح الطعام “.قال الإِمام أبو حامد الغزالي في ” الإِحياء ” من آداب الطعام أن يتحدَّثوا في حال أكله بالمعروف، ويتحدّثوا بحكايات الصالحين في الأطعمة وغيرها

- kitab ithafussadatil muttaqin (5/229) :

ويتحدثون بحكايات الصالحين في الاطعمة وغيرها) ليعتبروا بذلك ولكن لا يتكلم وهو يمضغ اللقمة فربما يبدو منها شئ فيقذر الطعام

- kitab Akhlaq lilbanin. (3/42) :
اخلاق للبنين : ج٣ ص٤٢
ومن الأدب أيضا : أن لا تشرب اوتتكلم واللقمة فى فمك

- kitab shohih muslim (14/7) :
صحيح مسلم (14/7
وَفِيهِ اِسْتِحْبَاب الْحَدِيث عَلَى الْأَكْل تَأْنِيسًا لِلْآكِلِينَ

Share:

Senin, 28 Februari 2022

HUKUM SHALAT TARAWIH SECARA SENDIRIAN (Tidak Berjamaah)

Hukum Shalat Tarawih Secara Sendirian "Munfarid" ( Tidak Berjama'ah )
PERTANYAAN :
Asalamu 'alaikum. Apakah seorang pekerja atau pedagang hingga larut malam boleh melakukan sholat tarawih di rumahnya sendirian? [Ahmad ALjabar Pemberani].
Assalamualaikum wr.wb. Mohon pencerahan : saya seorang buruh di peternakan ayam, dan kebetulan pas bulan puasa ini lagi mulai beternak, kandang tidak bisa ditinggal, karena malam hari anak ayam dikasih penghangat berupa kayu bakar, takut terjadi apa-apa di kandang (takut kebakaran, api mesti dijaga), maka bolehkah saya meninggalkan sholat taraweh? Saya orang yang tidak begitu faham tentang ilmu agama, pengen juga menjalankan taraweh di kandang ayam (ada pondok sekitar 2 m2) kondisi insya Allah bersih dari kotoran ayam, bolehkah sholat taraweh sendirian dan seadanya dengan ayat sebisanya ? Terimakasih atas jawaban dan pencerahannya. Assalamualaikum wr.wb. [Hwmba Allah].

JAWABAN :
Wa'alaikumsalam. Seorang pekerja atau pedagang hingga larut malam boleh dan sah melakukan sholat tarawih di rumahnya sendirian. Sebetulnya ada pendapat yang menyatakan shalat tarawih sendirian lebih utama daripada shalat tarowih berjama'ah, terutama bagi penghafal alqur'an yang tidak ditakutkan malas shalat tarowih sendirian serta jika ia shalat sendirian, di masjid tetap masih bisa berlangsung shalat tarawih berjama'ah.
وصلاة التراويح إنما تشرع في رمضان خاصة، وتسن فيها الجماعة وتصح فرادى
Dan shalat taraweh disyariatkan hanya tertentu di bulan ramadhan, disunahkan dalam menjalankannya secara berjama'ah tapi sah dikerjakan sendirian. [ al-Fiqhu al-Manhaji ‘alaa Madzhab al-Imam asy-Syafi’I hal.4 ].
Ibaroh lain :
كفاية الأخيار
وأما صلاة التراويح فلا شك في سنيتها، وانعقد الإجماع على ذلك. قاله غير واحد، ولا عبرة بشواذ الأقوال، وفي الصحيحين {من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه} وفيهما من حديث عائشة رضي الله عنها أنه عليه الصلاة والسلام {صلاها ليالي فصلوها معه ثم صلى في بيته بقية الشهر وقال إني خشيت أن تفرض عليكم فتعجزوا عنها} ثم إنه عليه الصلاة والسلام استمر على ذلك، وكذلك الصديق رضي الله عنه، وصدرا من خلافة الفاروق رضي الله عنه، ثم رأى الناس يصلونها في المسجد فرادى واثنين اثنين وثلاثة ثلاثة فجمعهم على أبي رضي الله عنه ووضب لهم عشرين ركعة وأجمع الصحابة معه على ذلك وفعل عمر ذلك لأمنه الافتراض، وسميت بالتراويح لأنهم كانوا يستريحون بعد كل تسليمتين وينوي في كل ركعتين التراويح أو قيام رمضان ولو صلاها أربعا بتسليمة لم يصح بخلاف ما لو صلى سنة الظهر أربعا بتسليمة فإنه يصح، والفرق أن ا لتراويح شرعت فيها الجماعة فأشبهت الفرائض فلا تغير عما وردت، ووقتها ما بين صلاة العشاء وطلوع الفجر الثاني، وفعلها في الجماعة أفضل لما مر، وقيل الانفراد أفضل كسائر النوافل، وقيل إن كان حافظا للقرآن أمنا من الكسل ولم تختل الجماعة بتخلفه فالانفراد أفضل وإلا فالجماعة أفضل والله أعلم.
المجموع شرح المهذب
وسبب هذا الخلاف أن الشافعي رحمه الله ، قال في المختصر : وأما قيام شهر رمضان فصلاة المنفرد أحب إلي منه . قال إمام الحرمين : فمن أصحابنا من قال : مراد الشافعي أن الانفراد بالتراويح أفضل من إقامتها جماعة ،
المجموع شرح المهذب
( أما حكم المسألة ) فصلاة التراويح سنة بإجماع العلماء ، ومذهبنا أنها عشرون ركعة بعشر تسليمات وتجوز منفردا وجماعة ، وأيهما أفضل ؟ فيه وجهان مشهوران كما ذكر المصنف ، وحكاهما جماعة قولين ( الصحيح ) باتفاق الأصحاب أن الجماعة أفضل ، وهو المنصوص في البويطي ، وبه قال أكثر أصحابنا المتقدمين .
( الثاني ) الانفراد أفضل ، وقد ذكر المصنف دليلهما . قال أصحابنا العراقيون والصيدلاني والبغوي وغيرهما من الخراسانيين : الخلاف فيمن يحفظ القرآن ولا يخاف الكسل عنها لو انفرد ، ولا تختل الجماعة في المسجد لتخلفه . فإن فقد أحد هذه الأمور فالجماعة أفضل بلا خلاف

Wallohu a'lam.
Share:
™Selamat Menikmati Di Website MALE'ER TV CHANNEL. | Mengabarkan berita ISLAMI, Cerita Islamic, Seputar produk Islamic, Dan Berita Hangat saat KINI™

Blog Archive

Ikuti DI YOUTUBE

Pengikut kami

KATA PENGANTAR

PERTAHANKAN GILAMU NAK, KARENA SADAR ITU MENYAKITKAN

Support

MR.KEHEULADACK IS SANTUY