Sadar Dan Sabar
Kau pernah bersuka,
Kau pernah berduka,
Kau yakin akan bahagia,
Kau yakin akan sengsara,
Semua pernah kau rasakan,
Kau pernah bersuka,
Kau pernah berduka,
Kau yakin akan bahagia,
Kau yakin akan sengsara,
Semua pernah kau rasakan,
Apa yang akan kau tapak,sejatinya adalah sebuah pengharapan.
Apa yang telah kau jejakkan,seyogyanya adalah sebuah kenyataan.
Kau pernah berjingkrak girang saat menampa kemenangan,
Kau pernah tertunduk mengutuk ketika menyalami kemalangan,
Sadar,
Aku yakin apa yang akan kau lakukan itu baik,meskipun hanya persepsimu sendiri.
Aku percaya,semua orang ingin selalu bahagia,
Sabar,
Apapun yang terjadi adalah baik,
Percayalah,
Skenario cantik telah tersusun indah untuk hidupmu,
Percayakanlah pada sang maha Agung,
DIA maha Bijaksana,
Jika kau takzim menerimanya,
Insya ALLAH,kebaikan akan selalu menyertai,
Semoga Allah selalu menyadarkan kita akan nikmatnya menjalani hidup dengan kesabaran,
Amin . . . .
Suatu Ketika
Pernahkah kau merasa, Tak ada siapapun yang peduli terhadap perasaanmu?
Hidupmu tak berarti?
Putus asa?
Dengarlah, Manusia diciptakan bukan tanpa alasan, Sudah tergariskan tentang apa yang telah dan belum terjadi terhadapnya,
Masa lalu yang pelik, Harapan yang hancur, Keraguan membayangi, Jangan pernah kau sesali apa yang telah terjadi(suatu yang tak kau inginkan)
Jangan pernah jumawa tentang apa yang telah kau raih(sesuatu yang kau inginkan)
Hidup dan waktu adalah hal tentang suatu ketika, Suatu ketika sedih, Suatu ketika bahagia,
Pasti kita mengalami keduanya, Ikhlaskanlah, Rahasia Allah adalah misteri, Yakinkanlah,
Apa yang Allah berikan adalah sebaik-baiknya keputusan. Allah maha mengetahui apa-apa yang tak manusia ketahui, Allah maha pengampun kesalahan dan kekhilafan kita, Saling ingat mengingatkanlah diantaramu,
Berlomba-lombalah dalam mencari ridhoNYA, Karena kita takkan pernah menyangka tentang suatu ketika dalam diri kita kelak.
Dzikrullah,
Hidup
Jangan kau rusak keadaanmu, Jangan kau acuhkan keadaanmu, Jangan pula kau paksakan keadaanmu,
Terkadang kita harus bertaruh, Melewati tingginya auh, Terkadang kita harus bertempur, Melawan ragu yang membaur,
Apa yang kau rasakan saat ini, Apa yang kau alami nanti, Apa yang telah terjadi, Apa yang telah terisi, Nikmatilah,
Syukurilah, Setiap nafas yang terhembus, Setiap kau merasakan angin yang berhembus, Setiap kau menapaki,
Setiap kau menatap sang mentari, Ada kasih sayang yang telah terberi, Ada cinta yang temaktub ditakdirmu, Dia memberi tanpa ragu,
Dia memberi tanpa pandang sisi, Susah yang mendera, Suka yang menerpa, Nelangsa yang menimpa,
Pantaskah kita mencela?
Patutkah kita meratapi?
Haruskah kita berbangga?
Syukur dan bersyukurlah,
Kesedihan selalu mengintai dibelakang bahagia, Berkah selalu beriringan dengan masalah dan nestapa, Kita dicoba bukan lantaran sebuah cela,
Kita bahagia bukan lantaran sempurna, Hidup adalah bagaimana kita menjalaninya, Setiap aspek akan bertemu dengan relatif,
Hidup adalah bagaimana kita menghadapinya, Setiap sudut akan berbeda pandanganya, Karena hidup sebenarnya adalah hidup setelah mati,
Bijaksanalah menelaah sikap dan perangaimu, Kebaikan bukan sekedar mencari mata, Melainkan mencari makna dari kebaikan itu sendiri,
Sudah ikhlaskah kita?
Jangan melangkah berdasar apa yang kau lihat, Melangkahlah hanya berdasar apa yang menjadi tujuan hidup akhiratmu,
Semoga kita semua menjadi kau yang pandai bersyukur,
Amin,
Maaf
Salahkah mereka yang meminta?
Benarkah mereka yang menampa?
Salah benar adalah dua sisi berbeda, Mengalah bukan karena merasa salah, Memberi maaf adalah mulia, Mengakui salah adalah bijak,
Kemarahan terjadi ketika mulut bergerak lebih cepat dari hati dan logika, Kebencian terjadi lantaran terlalu mendewakan harga,
Renungkanlah,
Kita sama, Hanya iman dan taqwa yang menjadi pembeda, Berbesar hatilah, Saat kita menjadi jiwa pemaaf, Bersyukurlah,
Atas terciptanya rasa sadar diri pada sikap kita, Semoga, Allah selalu melapangkan jiwa orang pemaaf,
Allah selalu menerangi jalan menuju kebenaran yang hakiki untuk kita,
Amin,
Benarkah mereka yang menampa?
Salah benar adalah dua sisi berbeda, Mengalah bukan karena merasa salah, Memberi maaf adalah mulia, Mengakui salah adalah bijak,
Kemarahan terjadi ketika mulut bergerak lebih cepat dari hati dan logika, Kebencian terjadi lantaran terlalu mendewakan harga,
Renungkanlah,
Kita sama, Hanya iman dan taqwa yang menjadi pembeda, Berbesar hatilah, Saat kita menjadi jiwa pemaaf, Bersyukurlah,
Atas terciptanya rasa sadar diri pada sikap kita, Semoga, Allah selalu melapangkan jiwa orang pemaaf,
Allah selalu menerangi jalan menuju kebenaran yang hakiki untuk kita,
Amin,
Renung kalbu berbahasa sendu
Mengurai selaksa kepedihan, Rintih mata teteskan air jernihnya, Membingkainya dalam ungkapan tak terhenti jiwa yang nestapa,
Ria girang tawa bibirnya, Gemerlapan penuh cahaya di sudut matanya, Memancar binar indah rona wajahnya, Gelik tubuh lincah mengguncah di bagian lain tubuhnya,
Sementara bisu semakin membatu, Bibir membeku, Tak tergerak, Kaku,dan seolah enggan berkata, Hanya tangis yang kau ungkapkan,
Hanya sedih yang kau tunjukkan, Terus berjingkrak dan melompat, Dunia seakan berguncang, Menjerit, Membentang lebar gelak tawanya,
Mmengajak bumi untuk menari dalam gembira yang terkira itu, Dua sisi alur yang berbeda, Dua sisi cerita yang pasti akan kita alami,
Entah kapan datangnya bahagia, Bilamana sedih itu tak kunjung beranjak, Tak bijaksana menunggu dan berdiam menanti kedua cerita itu,
Kita tercipta untuk merasakan keduanya,
Diuji, Diterpa, Digoda, Ditempa sedih dan bahagia, Ini alur kita, Kita sadar kita berada dalam suatu cerita tanpa teks ini, Kita tokoh dalam panggung hidup ini,
Tak seperti cerita fiktif di media, Kita tak bisa keluar dari drama ini, Kita harus berjalan untuk melakoninya, Bagaimana akhirnya,
Semua berada ditangan kita, Sebuah filosofi telah kita genggam, Sebuah tekad telah kita rengkuh erat, Tujuan itu ada, Tinggal bagaimana kita menuju tujuan itu,
Dengan sabarkah ?
Dengan tertatihkah ?
Dengan tergesa-gesakah ?
Sesungguhnya bahagia dan sedih adalah ujian terberat, Ujian terberat untuk tetap berjalan di tujuan awal hidup kita, Istiqomahlah,
Dunia ini semu, Alam ini fana, Karena, Tak selamanya kita akan terus menginjak bumi,
0 comments:
Posting Komentar
Nama:
umur:
Alamat:
Bantu subrek chanell youtube kami *MALEER TV*
# PANGLIMA BENTANKZZ